HIC

HIC
Syair HIC

SURAT UNTUK IBU

Kamis, 22 Desember 2016

Kepada : Ibunda Tercinta

Pantun buat Ibu

Daun kelapa berwarna hitam
Bermain bola sambil berteduh
Izinkan anakda menyampaikan salam
Assalamualaikum Wr. Wb

Terang benderang cuaca berawan
Melihat burung melayang-layang
Terima kasih tiada bandingan
Kepada Ibunda yang tersayang

Puisi buat Ibu

Permohonan maaf anakmu sampaikan
Kepada Ibunda tercinta tiada tandingan
Jasa-jasamu tak pernah dilupakan
Hingga berakhir masa kehidupan

Ibunda penuh kenangan dimasa lalu
Tiada luput pesan yang selalu dirindu
Pengen sungguh anakmu bertemu
Semoga Ibunda tercinta di Surga selalu

Ibu, permohonan maaf beribu maaf dari anakmu ini. Ibu semoga engkau disana berada dipersinggahan yang mulia di sisi-Nya. Ucapan terima kasih saya ucapkan tiada tara atas cinta dan kasih sayang ibu, jasa-jasa Ibu semasa saya kecil hingga dewasa ini.

Ibu, semenjak ibu meninggalkan/wafat tepatnya tanggal 12-12-2009, Ibu selalu kami kenang dalam keluarga. Indahnya masa-masa kecil bersama Ibu, digendong pergi ke sawah, setiap pagi Ibu menyiapkan hidangan sarapan, bekerja dari pagi hingga sore di sawah demi anak-anakmu, betapa lelahnya Ibu.

Ibu dan ayah pasangan yang harmoni dikarunia 9 anak, 3 wanita dan 6 pria namun 1 meninggal diusia bayi jadi 8 saudara hingga kini.

Ayah kehilangan sosok pendamping hidup, ayah yang usianya 71 tahun, tidak kuat lagi bekerja.

Ibunda tercinta usiaku kini 25 tahun, diumur 18 tahun kita berpisah. Abang, kakak, cucu Ibu selalu mengenang sosok Ibu yang tulus menolong orang, tidak banyak mengeluh, tegar hingga disaat sakit Ibu enggan pergi ke dokter.

Cucu Ibu sekarang 18 orang, 9 pria dan 9 wanita. 9 wanita 1 cucu Ibu meninggal ketika dilahirkan jadi cucu Ibu yang ada 17 orang.

Jika Ibu masih berada ditengah-tengah kami tentu Ibu akan sangat bahagia, melihat cucu Ibu bermain, bermanja-manjaan dengan Ibu dan melihat saya beranjak dewasa.

Ibu, sosok Ibu akan selalu aku kenang. Ibu ialah wanita yang tegar, kuat, tabah dan sederhana.

Ibu tidak pernah mempermasalahkan apa yang kita punya dalam keluarga, Ibu selalu bersyukur, Ibu mengajarkan kami untuk bersyukur dan tidak meminta-minta.

Ibu sangat giat bekerja meski dengan 8 anak, bangun pagi, tidur sangat kelihatan lelap keletihan. Terlintas pikiranku melihat Ibu tidur lelap, aku berfikir betapa susah payahnya Ibu bekerja merawat, membesarkan kami.

Ibu bangun pagi-pagi sebelum shubuh, ibu mengepel, menyapu rumah, bekerja hingga malam hari, itu keseharian Ibu.

Mengingat akan kesalahanku Ibu, permohonan maaf sebesar-besarnya tingkah laku anakmu Ibu.

Ibu, pesanmu kepadaku tidak pernah aku lupakan dan akan selalu aku ingat dibenakku ketika detik-detik masa sakaratul maut mendekatimu disela sakit parah Ibu.

Masa sakit Ibu aku berada disampingmu, Ibu ambil tangan kiri jari telunjukku dengan sangat erat, Ibu gosongkan kehidung Ibu, aku tidak mengetahui makna itu.

Ketika itu tak terbendung air mataku, tersedu-sedu aku terus menangis dan meneteskan air mata yang deras, saudara-saudara kandung juga melihat aku dan Ibu. Begitu erat Ibu memegang jari telunjukku. Jika aku ingat peristiwa itu, batinku terpanggil ingin bertemu Ibu.

Pesan Ibu ketika jari telunjukku di gosok, Ibu berpesan “jangan lupa SHOLAT nak”. Terdiam tanpa kata ketika Ibu berpesan kepadaku.

Ibu, kami akan selalu melakukan yang terbaik atas pesan dan kebaikan Ibu, meskipun Ibu tercinta tiada ditengah-tangah kami namun Ibu selalu ada di hati dan pikiran kami.

Ibunda tercinta dan tersayang, aku persembahkan doa untuk Ibu nandisana bertanda aku selalu sayang dan cinta Ibu setulus hatiku.

“Ya Allah, ampunilah, rahmatilah, selamatkan, muliakanlah tempat persinggahannya Ibuku, dan lapangkanlah tempat masuknya, bersihkanlah dia dari dosa-dosa, peliharalah Ibuku dari fitnah kubur, jauhkanlah dari siksa api neraka dan tempatkan Ibuku di surga-Mu yang mulia. Amin…”

Terima kasih atas segala kasih sayang Ibu, tidak akan pernah tergantikan. Semoga Ibu di Surga selalu. Amin…Wassalamualaikum Wr.Wb

Anak Ibu,

Ttd
Hamidan Ibnu Chairy